Google Website Translator Gadget

Jul 4, 2011

"Aku Cinta Allah?"

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Daripada Anas B. Malik R.A, Rasulullah SAW bersabda:- "Tiga (3) perkara apabila terdapat dalam diri seseorang, ia merasai kemanisan iman: Sesiapa yang cintanya kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada yang lain; sesiapa yang cintanya kepada orang lain hanya kerana Allah (dan bukan kerana suatu tujuan duniawi); dan ia membenci kekufuran selepas Allah menyelamatkannya (daripada kekufuran), sebagaimana bencinya akan dicampakkan ke dalam api neraka".(Hadth Sahih Riwayat Muslim)
Kita sibuk mengecap cinta insan, Kita sibuk mengecap cinta Pangkat dan Kehormatan. Kita sibuk mengecap cinta Harta dan kekayaan, dan kita sibuk mengecap cinta pandagan insan terhadap diri kita. Tetapi pernahkah kita mengecap cinta kepada zat asal yang mencipta insan, pernahkah kita mengecap cinta yang menganugerahkan Pangkat dan Kehormatan kepada kita, pernahkah kita mengecap cinta zat yang memberikan nikmat limpah kurnianya yang berupa harta dan kekayaan, dan pernahkah kita mengecap cinta kepada zat yang sepatutnya melebihi pandangan insan? Ingatlah wahai Ummat wahai insan, utamakanlah pandangan Allah dalam apa-apa perkarapun melebihi pandangan didunia ini.
Orang-orang yang beriman itu sangat kuat kecintaannya kepada Allah. (al- Baqarah: 165)
Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Allah, Yang Maha Agung dan Mulia menjumpaiku – yakni dalam tidurku – kemudian berfirman kepadaku, “Wahai Muhammad, katakanlah : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai siapa saja yang mencintai-Mu, serta mencintai perbuatan yang mengantarkan aku untuk mencintai-Mu.”Dalam amal ubudiyah, cinta (mahbbah) menempati derajat yang paling tinggi. Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti melaksanakan seluruh amanat dan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, disertai luapan kalbu yang dipenuhi rasa cinta. 
Situasi hari ini menyaksikan umat Islam tidak lagi menjulang cinta kepada Allah sebagai cinta yang utama, tidak lagi mahu bermujahadah mengejar cinta Khaliqnya. Tetapi, sentiasa bersemangat meluahkan rasa cintanya kepada dunia dan hamba-hamba dunia.  Setiap hari, sertiap saat sang kekasih berusaha mengenali hati kekasihnya tetapi tidak pernah sesaat sang hamba berusaha mengenali Khaliq dan kekasihnya yang sepatutnya menjadi cinta awal dan akhirnya. Saban hari sang kekasih sibuk meluahkan rasa cinta kepada kekasihnya 
" awak saya rindu awak", "awak saya sayang awak, awak jangan tigalkan saya ya?".
Namun Sebaliknya, melafaskan dan mengambarkan cinta kepada Allah atau menyebut nama Allah terasa tawar dan hambar, tetapi menyebut cinta kepada manusia terasa sungguh bahagia dan menyeronokkan. Kenapa tragedi ini boleh berlaku, sedangkan Allah itu bersifat Maha Sempurna, manakala manusia bersifat dengan segala kekurangan.

Mencintai Allah tidak akan pernah ada erti kecewa, Mencintai Allah tidak akan pernah ada rasa dikhianati. Allah memiliki kemuncak segala kecantikan, keagungan dan kebaikan. Cinta kepada-Nya pasti dibalas dengan pelbagai curahan nikmat dan rahsia yang seni. Pendek kata, akal yang singkat turut mengatakan, Allah paling layak dicintai kerana Dia memiliki segala ciri-ciri yang diingini oleh seorang kekasih.

Justeru marilah kita mengamati dan cuba menggapai cinta Allah, 
  • Membaca al-Qur’an dengan merenung dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya yang benar. Itu tidak lain adalah renungan seorang hamba Allah yang hafal dan mampu menjelaskan al-Qur’an agar dipahami maksudnya sesuai dengan kehendak Allah swt. Al-Quran merupakan kemuliaan bagi manusia yang tidak bisa ditandingi dengan kemuliaan apapun. Ibnu Sholah mengatakan 
    “Membaca Al-Qur’an merupakan kemuliaan, dengan kemuliaan itu Allah ingin memuliakan manusia di atas mahluk lainnya. Bahkan malaikat pun tidak pernah diberi kemuliaan semacam itu, malah mereka selalu berusaha mendengarkannya dari manusia”.
  • Taqarub kepada Allah swt, melalui ibadah-ibadah sunnah setalah melakukan ibadah-ibadah fardu. Orang yang menunaikan ibadah-ibadah fardu dengan sempurna mereka itu adalah yang mencintai Allah. Sementara orang yang menunaikannya kemudian menambahnya dengan ibadah-ibadah sunnah, mereka itu adalah orang yang dicintai Allah. Ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah, diantaranya adalah: solat-solat sunat, puasa-puasa sunat ,sedekah dan amalan-amalan sunat dalam Haji dan Umrah.
  • Menggalakkan zikir kepada Allah dalam segala tingkah laku, melaui lisan, kalbu, amal dan perilaku. Kadar kecintaan seseorang terhadap Allah tergantung kepada kadar dzikirnya kepadaNya. Dzikir kepada Allah merupakan syiar bagi mereka yang mencintai Allah dan orang yang dicintai Allah. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:
    “Sesungguhnya Allah aza wajalla berfirman :”Aku bersama hambaKu,selama ia mengingatKu dan kedua bibirnya bergerak (untuk berdzikir) kepadaKu”.
  • Cinta kepada Allah melebihi cinta kepada diri sendiri. Mempractikelkan cinta kepada Allah di atas cinta kepada diri sendiri, meskipun dibayang-bayangi oleh hawa nafsu yang selalu mengajak lebih mencintai diri sendiri. Ertinya rela mencintai Allah meskipun beresiko tidak dicintai oleh mahluk. Inilah darjat para Nabi, diatas itu darjat para Rasul dan diatasnya lagi darjat para Rasul Ulul Azmi, lalu yang paling tinggi adalah darjat Rasulullah Muhammad SAW. sebab beliau mampu melawan kehendak dunia seisinya demi cintanya kepada Allah.
  • Sentiasa musyahadah (menyaksikan) dan ma’rifat (mengenal) Allah s.w.t. Penglihatan kalbunya terarah kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya. Kesadaran dan penglihatan kalbunya berkelana di taman ma’rifatullah (pengenalan Allah yang paling tinggi). Barang siapa ma’rifat kepada asma-asma Allah, sifat-sifat dan af’al-af’al Allah dengan penyaksian dan kesadaran yang mendalam, niscaya akan dicintai Allah.
  • Menghayati kebaikan, kebesaran dan nikmat Allah zahir dan batin akan mengantarkan kepada cinta hakiki kepadaNya. Tidak ada pemberi nikmat dan kebaikan yang hakiki selain Allah. Oleh sebab itu, tidak ada satu pun kekasih yang hakiki bagi seorang hamba yang mampu melihat dengan mata batinnya, kecuali Allah SWT. Sudah menjadi sifat manusia, ia akan mencintai orang baik, lembut dan suka menolongnya dan bahkan tidak mustahil ia akan menjadikannya sebagai kekasih. Siapa yang memberi kita semua nikmat ini? Dengan menghayati kebaikan dan kebesaran Allah secara zahir dan batin, akan mengantarkan kepada rasa cinta yang mendalam kepadaNya.
  • Ketertundukan hati secara menyeluruh di hadapan Allah, inilah yang disebut dengan khusyu’. Hati yang khusyu’ tidak hanya dalam melakukan sholat tetapi dalam semua aspek kehidupan ini, akan mengantarkan kepada cinta Allah yang hakiki.
  • Menyendiri bersama Allah ketika Dia turun. Iaitu saat sepertiga terakhir malam (Qiamullail). Di saat itulah Allah SWT turun ke dunia dan di saat itulah saat yang paling berharga bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepadaNya dengan melaksanakan solat malam (lail') agar mendapatkan cinta Allah.
  • Bergaul dengan orang-orang yang mencintai Allah, maka iapun akan mendapatkan cinta Allah s.w.t.
  • Menjauhi sebab-sebab yang menghalangi komunikai kalbu dan Al-Khaliq, Allah subhanahu wataala.
 
Insya'allah semoga kita mendapat kemanisan iman dan akhirsekali dapat melahirkan rasa cinta kita kepada zat pencipta kita Allah ya Rabb, Insya'Allah..

Insya'Allah..

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Music Player