Google Website Translator Gadget

Sep 5, 2012

The Situation in Gaza

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

One, Two.. Three..
 
Three said that They are Trap,
Like a birds in a cage of gold..

Two said that They are Trap..
Like a prisoner that waiting for judgement..

One said that They are Trap..
But, They are actually safe..

One again said,
They are safe like wind,
The wind that blow without Harm,
Harm to themselves neither to other people..
  
Safe from the inside.. 
Safe from the outside world..
Safe with Allah Rahmah and Blessed.. 
  

Aug 31, 2012

Ehem.. Berhasilkan Ramadhan Kita..

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ehem..
Diam tak diam, Kini kita telah berada di hari yang ketiga belas dari bulan Syawal. Artinya, dua pekan kita telah meninggalkan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan keutamaan. Bulan yang sangat istimewa. Bulan yang di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan dilipatgandakannya pahala. Bulan yang secara khusus diwajibkan puasa di siang harinya.

Dikala sibuk beraya, sibuk bertandang rakan taulan memenuhkan segala ruang yang ada, tidak adakah terdetik pertanyaan? Pertanyaan, sudah berhasilkah puasa Ramadhan kita? Tidak ada jaminan bahwa puasa kita berhasil dan diterima Allah. Karenanya para ulama salaf sangat sedih ditinggal Ramadhan dan mereka dengan sungguh-sungguh berdoa, bahkan selama enam bulan, agar amal Ramadhannya diterima.

Wahai Rabb kami... terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Tidak ada jaminan bahwa puasa kita berhasil. Tetapi kita bisa melihat bahwa suatu pekerjaan dikatakan berhasil bila ia mampu mencapai tujuannya. Adapun tujuan puasa, insya Allah kita semua hafal ayatnya. Ayat yang kita dengarkan hampir setiap hari di bulan Ramadhan. Kita mendengarnya dari para khatib, dai, muballigh, baik secara langsung atau melalui media. 
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa (QS. Al Baqarah : 183)
Itulah tujuan puasa. "La'alakum tattaquun." Agar kalian bertaqwa. Agar kita bertaqwa. Maka, jika selepas Ramadhan kita menjadi bertaqwa atau lebih dekat dengan taqwa dari bulan-bulan sebelumnya, dari tahun sebelumnya, insya Allah puasa kita berhasil. Dan seharusnya itulah yang terjadi pada kita di bulan Syawal yang artinya tidak lain adalah peningkatan. Namun jika kita semakin jauh dari taqwa, khawatirlah bahwa puasa kita sia-sia, tidak berhasil, tidak membawa apa-apa kecuali lapar saja.

Rasulullah SAW bersabda :

Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)
Tetapi, Bagaimana mahu mengukur ketaqwaan kita yang merupakan buah dari puasa Ramadhan? 

Taqwa secara umum berarti menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Definisi itu sering diulang-ulang oleh khatib Jum'at sehingga kita hafal di luar kepala. Sebuah pengertian yang mudah dihafal, tetapi amat luas dan berat dikerjakan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan karakter orang yang bertaqwa dalam banyak ayatNya. Karakter-karakter itu memudahkan kita untuk mengevaluasi diri kita apakah kita sudah bertaqwa, atau sudah lebih dekat dengan taqwa. Dengan demikian, karakter-karakter itu juga memudahkan kita untuk mengevaluasi apakah Ramadhan kita telah berhasil atau belum.


Diantara karakter orang yang bertaqwa itu, Allah memfirmankannya dalam QS. Ali Imran ayat 133-135. Di situ Allah Azza wa Jalla menunjukkan empat karakter orang yang bertaqwa.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan, dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran : 133-135)
Inilah empat karakter orang yang bertaqwa. Pertama, يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ "berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit."

Orang yang bertaqwa itu suka berinfaq, suka bersedekah, baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Dalam kondisi kaya atau dalam kondisi belum kaya. Baik tanggal muda maupun tangga tua. Karakter itulah yang dengan mudah kita dapatkan pada generasi sahabat Nabi. Generasi yang paling bertaqwa dari umat ini.

Menjelang perang Tabuk, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfak. Yang kaya infak, banyak. Yang miskin juga berinfak, sesuai kemampuan mereka. Umar datang kepada Nabi untuk menginfakkan separuh hartanya. Abu Bakar bahkan menginfakkan seluruh hartanya. Melihat kedermawanan Abu Bakar, Umar mengomentari, "Sungguh, aku tidak pernah bisa melebihi kebaikan Abu Bakar."

Begitu banyak kisah-kisah kedermawanan para sahabat dan kegemaran mereka dalam berinfak. Baik mereka yang kaya atau yang miskin. Baik mereka yang sedang dalam kondisi lapang atau sempit. Suatu malam, ada tamu Nabi yang singgah di rumah Abu Thalhah. Saat itu sebenarnya Abu Thalhah dalam kondisi sempit, sangat sempit. Bahkan ia tidak memiliki makanan di malam itu kecuali untuk anaknya. Namun kegemarannya berinfak membuat ia dan istrinya Ummu Sulaim membujuk anak-anaknya agar tidur tanpa makan malam. Sedangkan makanan itu disuguhkan kepada sang tamu. Ketika makanan dihidangkan, lampu dimatikan dan Abu Thalhah pura-pura makan padahal ia tak lagi memiliki makanan. Sang tamu makan hingga selesai, sedangkan Abu Thalhah menemaninya tanpa diketahui tamunya bahwa ia tidak makan apa-apa.

Maka para sahabat Nabi, sebagaimana juga orang-orang yang gemar berinfak, hidupnya diberkahi Allah. Dimudahkan Allah. Tidak ada ceritanya orang yang miskin gara-gara sedekah. Meskipun Umar bin Khatab menyedekahkan separuh hartanya dan Abu Bakar menyedekahkan seluruh hartanya, tidak ada ceritanya kemudian Umar dan Abu Bakar bangkrut gara-gara itu. Sedekah dibalas Allah 10 hingga 700 kali lipat, dan sering kali itu juga dibalas di dunia ini. Maka sedekah membuat harta berlimpah dan berkah, jiwa tenang, bahaya dan penyakit serta berbagai madharat terhindarkan.

Betapa banyaknya orang yang mengatakan, saya sedekah kalau nanti sudah kaya. Saya berinfak nanti kalau sudah banyak harta. Orang yang bertaqwa tidak mengatakan itu. Orang yang bertaqwa gemar bersedekah baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. Jangan menunggu kaya untuk bersedekah, tetapi bersedekahlah sekarang maka kita akan kaya.

Jika selepas Ramadhan, kita menjadi gemar berinfak maka itu adalah tanda bahwa puasa kita berhasil, insya Allah. Jika di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya kita menjadi suka bersedekah, insya Allah itu adalah tanda bahwa kita lebih dekat dengan taqwa, tanda berhasilnya puasa kita.

Karakter kedua orang yang bertaqwa adalah, وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ "menahan marah"
Dalam tafsir Fi Zhilalil Qur'an dijelaskan bahwa marah adalah perasaan manusiawi yang diiringi dengan naiknya tekanan darah. Manusia tidak dapat menundukkan kemarahan ini kecuali dengan perasaan halus dan lembut yang bersumber dari pancaran taqwa, dan dengan kekuatan ruhiyah yang bersumber dari pandangannya kepada ufuk lebih luas daripada ufuk dirinya dan cakrawala kebutuhannya.

Menahan marah artinya tidak menuruti kemarahan ketika emosi itu muncul atau tersulut. Marah, apalagi tanpa alasan jelas, membuat pikiran tertutup kabut emosi, kebijaksanaan hilang, terburu-buru dan minim kontrol. Karenanya betapa banyak orang yang hancur gara-gara tidak mampu menahan marah. Suami yang menuruti kemarahan kepada istri bahkan karena masalah sepele membuat rumah tangga berantakan hingga timbul perceraian, karena ia marah lalu terucap talak tanpa pikir panjang. Setelah berlalu masa iddah barulah ia menyesal telah menceraikan istrinya, hidupnya kacau dan jadilah ia orang yang paling lemah.

Seorang atasan yang tak mampu menahan marah, ia suka tersulut emosi dan membuat keputusan yang menzalimi anak buahnya. Seorang pemimpin yang suka marah, ia juga bisa menzalimi orang yang dipimpinnya dan membawa kerugian dan kehancuran bagi institusi, perusahaan, daerah atau bahkan negara yang dipimpinnya. Orang yang tidak mampu menahan marah sesungguhnya adalah orang yang lemah. Dan sebaliknya, orang yang mampu menahan marah sesungguhnya adalah orang yang kuat, bahkan paling kuat.

Rasulullah SAW bersabda,
Orang yang kuat itu bukanlah orang yang jago gulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika sedang marah (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa Ramadhan satu bulan lamanya mendidik kita untuk mengendalikan emosi. Rasulullah memerintahkan jika ada orang yang menyulut emosi atau mengajak kita berkelahi agar kita menjawabnya dengan tenang "inni shaaimun: sesungguhnya aku sedang berpuasa."

Maka jika selepas Ramadhan kita kini lebih mudah menahan marah, lebih mudah mengendalikan emosi, insya Allah itu adalah tanda keberhasilan puasa kita sekaligus tanda dekatnya kita dengan predikat taqwa. Lihatlah Rasulullah yang tidak pernah marah karena masalah pribadi. Diludahi orang sewaktu di Makkah, beliau tidak marah. Dilempari batu ketika beliau berdakwah di Thaif, beliau tidak marah, malah mendoakan mereka. Apalagi kehidupan beliau bersama istrinya, jauh dari marah. Pernah suatu malam beliau pulang kemalaman karena dakwah, Aisyah sudah tertidur dan pintu rumah sudah dikunci. Beliau salam tiga kali istrinya tidak dengar, maka beliau pun tidur di luar. Beliau tidak marah, bahkan ketika Aisyah bangun dan membukakan pintu di sepertiga malam terakhir, Rasulullah lebih dulu meminta maaf.

Karakter ketiga orang yang bertaqwa adalah, وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ "memaafkan manusia"
Menurut Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zhilalil Qur'an, menahan marah adalah fase pertama, dan itu tidak cukup. Ia harus diiringi dengan memberikan maaf. Karena ada kalanya orang tidak menampakkan kemarahan tetapi ia memendam benci dan dendam. Kemarahan yang disimpan itu menyakitkan hati dan menghanguskan jiwa, tetapi dengan memaafkan maka lepaslah ia dari sakit hati dan seketika jiwanya menjadi lapang dan damai, meninggi ke langit suci.

Menjadi momentum yang tepat bahwa selepas Ramadhan kita saling memaafkan. Halal bi halal, meskipun istilahnya diambil dari bahasa Arab, tidak dikenal di dunia Arab. Tetapi bukan berarti itu terlarang. Justru dengan budaya halal bi halal ada sarana bagi kita untuk saling memaafkan. Meskipun demikian, memaafkan tidak hanya di bulan Syawal saja.

Orang yang bertaqwa itu suka memaafkan orang lain. Maka untuk mengetahui apakah puasa Ramadhan kita berhasil atau tidak salah satunya adalah melihat ini: apakah kita sudah memaafkan orang lain? Apakah kita suka memaafkan orang lain? Apalagi jika orang itu adalah istri kita, orang tua kita, anak-anak kita, keluaraga dan saudara kita, atau teman-teman kita.

Karakter ketiga orang yang bertaqwa disebutkan Allah di ayat 135.
dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran : 133-135)
Orang yang bertaqwa itu segera bertaubat kepada Allah jika ia melakukan kesalahan atau kemaksiatan. Ia segera menyadari kesalahannya, ingat Allah, memohon ampun dan tidak meneruskan kesalahannya.

"Faahisyah" yang diterjemahkan dengan perbuatan keji dalam ayat tersebut adalah perbuatan dosa yang besar dan sangat buruk. Namun begitu besarnya rahmat Allah, sehingga meskipun hambaNya berbuat dosa besar dan sangat buruk, ia bisa menjadi muttaqin asalkan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan dosa besar itu tidak menutupnya dari peluang taqwa asalkan ia bertaubat.

Maka mengukur ketaqwaan kita, mengukur keberhasilan puasa kita salah satu indikatornya adalah apakah kita suka bertaubat atau tidak. Jika kita melakukan kesalahan segera bertaubat dengan menyadari kesalahan itu, mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya serta tidak meneruskan kesalahan itu, insya Allah puasa kita berhasil dan kita lebih dekat dengan taqwa. Tetapi jika kita sadar dengan dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan tetapi menunda-nunda taubat, meneruskan menikmati maksiat, maka itu berarti kita jauh dari taqwa dan khawatirlah bahwa puasa Ramadhan kita tidak mendapatkan hasil apa-apa kecuali lapar saj
a. Waallahu'Alam
 

Aug 30, 2012

Terima Kasih Allah..

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Terima Kasih Allah,
Alhamdulillah..

Ya Allah,
Disaat aku senyap tanpa seribu kata,
Disaat aku cuba menyembunyikan kata rahasia,
Segala rahasia yang lama ku pendam,
Rahasia yang tidak kenal lelah dan letih,
Letih berkerah segala tenaga,
Berusaha sedaya upaya..

Engkau hadir..
Dan tetap hadir..
Tanpa tida pernah meniggalkanku..
Ya Allah Ya Tuhanku, aku bersyukur..
Terima Kasih Allah.. 

Sinar Restu..
Sinar Keredhaan kedua Ibu Bapa ku kini jelas terasa,
Disaat mereka meluahkan rasa, dan disaat meraka berkata,

Pergilah, Pergi kejar Impinmu Mil..
Terdetik kata, kata syukur bersama kunci,
Kata kunci.. Kata penuh Keredhaan,
Keredhaan kedua Ibu Bapa ku,
Juga Redha-Mu Ya Rabb..
Insya'Allah..


Insya'Allah, Terima Kasih Ya Allah..

Aug 27, 2012

Bismillah..

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Tak pernah lepas dari cobaan
Dalam perjalanan percintaan
Tapi ku relakan cintaku untuk mu
Yakin pada tulusnya kasihmu
Hanya kerana cinta ku melangkah jauh
Sanggup menyepi mencari ilham ku
Tak ada yang lebih dari itu
Hanya kerana cinta ku bersujud pasrah
Mengharapkan belas maaf dari mu
Tak ada yang lebih
Tak ada yang lebih dari itu


Bismillah, Ya hanya dengan nama-Mu Ya Allah, Aku berusaha, aku cuba dan aku bertawakal hanya kepada-Mu. Saling tidak ku lupa berdoa bersujud hanya mengharapkan belas dan Rahmat dari-Mu..

Disaat persoaalan menghantui diri, dan disaat berpuluh tanda soal terbit dari lubuk hati yang penuh dengan "eager", terbit cahaya kecil yang cuba melepaskan diri dari globe kaca yang terus memancar rasa kesyukuran.. 

Cahaya kecil yang penuh dengan seribu tanda tanya, Bersediakah Engkau, sudah lapangkah niat di dada, dan sudah terpatrikah nawaitumu kerana Allah.. 

Ya Allah, Disaat niatku tersasar bantulah aku untuk terus berada dalam lingkungan hidayah-Mu. Di saat diri ini leka dan tersia degan cobaan dunia, bantulah aku untuk terus kuat memegang dunia hanya pada telapak tangan ku manakala Hatiku terus kukuh mendakap cintaku Kepada-Mu.. 

Ya Allah, 
University Of Otago, New Zealand.. 
Jadikanlah keputusan ini yang terbaik,
Keputusan yang mendapat Redha-Mu, 
Bukan pula mengundang Istidraj-Mu. 

Ya Allah 
aku bertawakal,
Aku berserah hanya kepada-Mu,
Bantu diriku Ini Oh Allah.. 

Bismillah..
Apabila dahi bertemu sejadah ,
Itulah saat cinta terindah, 
Apabila doa menjadi harapan,
Itulah istikharah termahal..

Aug 14, 2012

Lets Get To Know Al-Aqsa

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 
Assalamualaikum, Kadang kadang kita tertanya, kenapa Palestine, Kenapa Gaza dan kenapa Al-Aqsa.. Namun tiada penyelesaian yang lengkap bagi persoalan dan pertanyaan ini, Mungkin kerana tiada jawapanya atau tiada Ilmu berkenaanya.. Mustahillaaah.. Ilmu Allah itu luas, Tidak habis Tujuh lautan jika dipenakan bagi menulis Ilmu Allah itu.. Atau Mungkin juga ia adalah rahasia Allah.. It could be, But kenapa akidah umat islam seolah-olah berantai di Al-Aqsa sehingga ia pernah menjadi Kiblat pertama kita, dan menjadi tempat Mikraj Muhammad SAW sebelum terimanya Penghormatan Solat bagi Umat Muhammad. Jadi tidak mungkin ia begitu rahasia buat umat Muhammad SAW seluruhnya..
Justeru, Entry ini diketengahkan bagi mengenali lebih Al-Aqsa Insya'Allah.. 

 

Al-Aqsa sebenarnya bukanlah hanya Dome of The Rock (bangunan berkubah emas). Al-Aqsa juga bukanlah hanya bangunan masjid yang berkubah hijau. Masjid yang berkubah hijau itu dipanggil al-Jami’ al-Aqsa (Masjid Jamek al-Aqsa).

Al-Jami’ (Masjid Jamek) membawa erti masjid itu digunakan untuk sembahyang Jumaat. Orang Arab selalu menggunakan nama masjid untuk merujuk kepada rumah ibadat orang Islam walaupun ia merujuk kepada tempat kecil seperti surau, ia tetap dipanggil masjid. Ada juga istilah lain yang mereka guna seperti musalla dan sebagainya. Jadi, jangan keliru dengan perkataan masjid, yakni ada kalanya ia merujuk kepada surau, musalla atau tempat solat yang tidak dibuat solat Jumaat.


Bangunan-bangunan ‘al-Jami’ ‘ dan Dome itu, mengikut sejarah Islam, masih belum wujud ketika Nabi Muhammad SAW pergi ke situ dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Ketika Nabi SAW pergi pada waktu itu, tempatnya adalah lapang. Ia dikelilingi tembok sahaja. Kawasannya luas, lebih kurang 144 ekar.

Bangunan-bangunan berkubah emas dan berkubah hijau ini dibina selepas Rasulullah wafat. Bangunan tempat solah Berkubah Hijau telah dibina oleh Khalifah Umar Ibn Al-Khattab RA. Bangunan Berkubah Emas pula telah dibina oleh Khalifah Abdul Malik Ibn Marwan. Mengikut turutan masa: Rasulullah – Umar – Abdul Malik.

Keduanya berada dalam kawasan Masjid al-Aqsa. Berbangunan atau tidak berbangunan, keseluruhan kawasan masjid berpagar yang dibina oleh Nabi Sulaiman ini (seperti ditandakan dengan garisan hijau dalam gambar di atas) adalah keseluruhan Masjid al-Aqsa. Inilah maksud al-Masjid al-Aqsa yang disebut di dalam Surah al-Isra ayat 1.


 Nama-nama tempat di dalam lingkaran Masjid Al-Aqsa

Jadi, di mana sahaja kita solat di dalam kawasan itu, samada dalam al-Jami’ atau dalam Bangunan Berkubah Emas (Dome of The Rock), pahalanya sama, iaitu pahala mereka yang solat di al-Masjid al-Aqsa. Itulah yang disepakati oleh ulama’ tafsir, ahli sejarah dan cendikiawan Islam. Maka mempertahankan Al-Aqsa mestilah bermakna mempertahankan keseluruhan kawasan berpagar itu.
Abdullah Ibn Umar bertanya pada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, terangkan kpd kami hukum menziarahi BaitulMaqdis. “Jawab Rasulullah SAW, “Ziarah dan solatlah di sana. Sekiranya tidak mungkin (ziarah dan solat) maka kirimkanlah minyak untuk lampu-lampu (bagi menerangi masjid).” – Sahih Bukhari
Jika membiayai pengurusan masjid manjadi tanggungjawab seluruh umat Islam apatah lagi tanggungjawab untuk membebaskannya dari penaklukan dan cengkaman musuh. Lantaran itu Sayidina Umar al-Kahttab RA telah mengistiharkan Baitul Maqdis yang melingkari masjid al-Aqsa sebagai tanah wakaf umat Islam yang wajib dipertahankan sepanjang zaman sebaik sahaja menerima kunci kota tersebut setelah ianya dibuka dan dibebaskan dari cengkaman kerajaan Rom Timur (Byzantium).


Waallahu'Alam..

Keep Your Head High With Da'wah..

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
  Assalamualikum, Ya Ikhwan dan Akhwat JOM DA'WAH..
  OBJEKTIF PROGRAM,


  • MENANGKIS SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM
  • MELATIH PENDAKWAH MENYAMPAIKAN MESEJ ISLAM TERHADAP ORANG BUKAN ISLAM
  • MELATIH PENDAKWAH YANG PAKAR MEMBIMBING MUALLAF

  • Antara tajuk-tajuk pembentangan:


    Kewajipan Berdakwah
    Salahfaham Terhadap Agama Islam
    Sejarah agama Kristian
    Quran and Bible
    Al Quran and Science
    Muhammad in the Bible
    7 Persoalan Asas Tentang Kristian
    Pengajian Bible
    Buddhism
    Hinduism

    Penceramah jemputan yang sangat berpengalaman dalam dakwah ialah:

    1. Bro Lim Jooi Soon
    Penasihat PERKIM Ampang
    Pengerusi PERKIM Melaka


    2. Bro Mohammad Amin Yaacob
    Penulis buku:
    Isa Al-Masih: Jawapan Terhadap Risalah Kristian
    7 Persoalan Berkenaan Asas-Asas Agama Kristian
    Keaslian Al-Quran


    Bayangkanlah suatu hujung minggu kita pergi berkelah bersama keluarga ke pusat peranginan di tanah tinggi seperti di Genting Highland (tanpa singgah di kasino). Bila sampai ke puncak yang paling tinggi, kita pun menghamparkan tikar dan mula menjamu selera bersama-sama dengan keluarga. 

    Dalam kelekaan kita makan dan minum, anak kita yang berumur 2 tahun telah berlari-lari sampai ke hujung tebing; dihadapannya adalah jurang yang cukup dalam. Na’uzubillah, cuba bayangkan anak atau adik kita yang berumur 2 tahun berada dalam situasi itu. Cemas tak? Betul-betul sebelah anak kita ada seorang lelaki dewasa yang sihat dan waras. Apa yang perlu dilakukannya adalah hulurkan tangan dia dan pegang anak kita, InsyaAllah anak kita akan selamat.

    Tetapi... Lelaki tadi tidak endahkan anak kita dan anak kita melangkah lagi lalu jatuh kedalam gaung dan mati. Ketika itu adakah kita akan ucapkan terima-kasih kepada lelaki itu kerana tidak masuk campur dalam urusan orang lain? Tidak, kita akan salahkan dia kerana tidak mahu menolong anak kita. Kita akan tuduh lelaki itu sebagai seorang yang sangat kejam.
    Ya Ikhwat serta Akhwat ku sekalian, sebenarnya kitalah orang-orang Islam yang memegang watak lelaki yang kejam tadi. Kita ada ramai kenalan bukan Islam seperti rakan kerja, kawan, jiran dan sebagainya tetapi kita tidak pernah buka mulut untuk menyampaikan mesej Islam. Kita biarkan sahaja mereka mati dalam keadaan kafir. Di akhirat nanti mereka akan mengadu kepada Allah dan akan menarik kita sama-sama masuk ke dalam neraka, Na’uzubillah. Apakah alasan yang akan kita berikan pada Allah ketika itu? Marilah kita sama-sama bangun dan sampaikan da’wah kepada orang-orang bukan Islam sambil melakukan islah sesama orang Islam.


    Sketsa dari blog Bro Shah Kirit

    Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
    (Al-Hujuraat 13).
    Dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (mengesakan dan mematuhi perintah) Allah, serta ia sendiri mengerjakan amal yang soleh, sambil berkata: Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang Islam.”
    (Fussilat: 33)
      Waallahu'Alam..

    Aug 13, 2012

    Tarbiyah The New Ottoman Empayar (1)

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    TOPS, Training Of The Palestinian Specialist.
    Ya Allah, tiada kata pegantar kata syukur yang dapat ku alun dan lontarkan yang lebih mulia selain dari Alhamdulillah, Ya Segala Puji bagi-Mu Ya Allah, yang terah menyentap batin dan tubuh kaku ini disaat alunan Al-fatihah dialunkan oleh Imam

    Hati ku kini tersentak sekali lagi, Ini bukan Imam Abd. Hakim mahupun Hj. Sharom yang mengimami solat Isyak malam ku ini. Hati ku kuat mengatakan Ini Imam dari Palestine yang Diuar-uarkan sehari sebelum ketibaan mereka.

    Ya Kali Ini naluri ku terus kuat mengatakan sebegitu, dan terbukilah kini Imam Sulaiman dan Tenaga pengajar Dari Universiti Islam Gaza Imam Muhamed, datang mengjegah bagi menyampaikan Khabar dari Palestine.

    Alhamdulillah, Khabar dari saudara dan Ikhwat dari Palestine ini megetarkan dan merafakan kembali semagat yang kian pudar, dan semagat yang telah lama lena dibuai cara hidup ZION yang aku sendiri mengetahu aku hidup didalamnya. Ya Allah Lindungilah aku dari terus leka Ya Allah.. 

    Hari ini 12/08 2012, 

    Pintu hatiku dikejut dah diketuk terus diketuk oleh TOPS di KUIS dimana aku bentangkan tentang senario sebanar perjuangan pembebasan Palestin hanya akan berlaku apabila umat ini menyokong agenda jihad.



    Jihad tidak pernah luput sepanjang zaman, didokong oleh ulama dan pendukong-pendukong baik pada fasa kelemahan apatah lagi pada fasa umat membina kekuatan. Makna kata kerja-kerja membina manusia dengan tarbiyah iman tetap berjalan di saat-saat paling suram dalam sejarah umat ini. Buktinya tersangatlah banyak.
    Ketika Turki di cengkam oleh pemikiran Attaturk yang cuba membunuh Islam dari kehidupan umat Islam, para pekerja-pekerja Islam yang ikhlas terus menekuri risalah peninggalan Badi uzaman Said Nursi. Kita menyangka Islam diTurki akan hilang ruhnya apabila Turkilah negara pertama yang mengiktiraf Israel pada tahun 1949 selepas termetri The Rhodes Armistice yang memuktamadkan sempadan negara haram Israel berdasarkan garisan hijau (green line) yang dibatasi oleh sempadan Baitul Makdis Timur dan Tebing Barat sekaligus berdirinay entiti zionis di atas 78% bumi Palestin. 6o tahun selepasnya kita melihat Turki yang kembali bangkit sehingga dijoloki sebagai 'The New Ottoman'. 
    Ya dari mana lahirnya figur-figur Raccep Tayyip Erdogan yang menjadi pemimpin paling tegas menghadapi Israel. Bahkan beliau menggunakan hubungan diplomatik dan setiakawan yang telah wujud di antara Turki dan Israel sejak 60 tahun dahulu untuk kembali menjerut regim Zionis itu. Siapa dapat menjangka, hubungan diplomatik yang terbina selama ini menjadi saluran oaling berkesan untuk Turki mengenakan tekanan demi tekanan yang tidak bolih diperlekeh oleh Israel sebagaimana mereka memekakkan telinga dari cemuhan dan kutukan antarabangsa. Inilah dia buah dari tarbiyah - biarlah ia mengambil masa puluhan tahun, ia tetap merupakan jalan keluar dan penyelesaian kepada masalah umat.
    Jawapan atau solusi untuk keluar dari kelemahan dan kelesuan umat ini ialah membina manusia - membina ruh, fikrah dan jasadnya dengan acuan Rabbani. Kini kita memetik hasilnya dari satu usaha tulus yang tidak pernah mengenal erti lelah dan menyerah.

    Inilah pengajaran yang amat besar bagi umat Islam. Lihatlah kesan dari tarbiyah ini. Tarbiyyah inilah yang menjadi motivasi kepada Ahmad Tovudoglu dan Ermine Erdogan (isteri PM Turki) untuk menjengah saudara-saudaranya yang jauh, nun di bumi Arakan, membelai dan menangis bersama-sama tatkala suadara umat Islam Rohingya yang paling dekat menutup sempadan dan menyerahkan nasib mereka kepada musuh-musuh yang siap untuk menyembelih mereka.

    Inilah keajaiban tarbiyah. Jalannya jauh tetapi pasti membuahkan penyelesaian kepada permasalahan umat ini secara tuntas dan penuh kerahmatan.
    Insya'Allah, Wahai Ikhwanul Muslimin dan Ikhwat ku di Palestine, Gaza will be Free and Palestine will be ours Insya'Allah.. Because This Ummah Is Our Ummah.. 

    Jul 13, 2012

    Khutbah Ramadhan..

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

    KHUTBAH PERTAMA

    إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
    أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
    يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

    Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
    Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan barakah dari Allah SWT. Maka keimanan yang dianugerahkannya kepada kita, ditambah dengan kesehatan yang kita miliki merupakan nikmat yang luar biasa besarnya.

    Terhadap segala nikmat yang dianugerahkan Allah Azza Wa Jalla, berlaku sebuah kaidah pelipatgandaan. Syaratnya: mensyukuri nikmat-nikmat itu.

    لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

    Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)

    Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
    Kini kita telah melewati pertengahan Sya'ban 1433 H. Satu pekan lagi kita akan berjumpa dengan tamu istimewa; Ramadhan yang mulia.

    Ada dua buah do'a yang hampir sama. Yang satu sampai kepada kita melalui Imam Ahmad dan yang satu melalui Al Baihaqi dan Thabrani.

    اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ

    Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan (HR. Ahmad).

    اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ

    Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan (HR. Al-Baihaqi dan Thabrani).

    Hadits yang kedua ini, yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, umumnya adalah hadits yang lebih populer dan lebih kita hafal daripada yang pertama. Namun, hadits ini dinilai dha'if oleh Al-Albani.

    Meskipun, hadits kedua itu adalah hadits dha'if, dan kita tidak berani memastikan bahwa itu adalah doa Rasulullah SAW yang diajarkannya kepada para sahabat beliau, setidaknya kita kemudian mengetahui bahwa itu adalah doa orang-orang shalih. Doa yang menyadarkan kita betapa orang-orang shalih terdahulu biasa menyambut Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya; bahkan ketika masih berada di bulan Rajab. Maka, semangat menyambut Ramadhan itulah yang juga harus ada dalam jiwa kita, sejak Rajab lalu, kita telah menyediakan ruang suka cita dalam dada kita untuk bertemu dengan Ramadhan.

    Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
    Lalu bagaimana bentuk penyambutan kita kepada Ramadhan, khususnya Ramadhan 1433 H yang akan datang? Tentu, kita tidak boleh menyambut Ramadhan dengan ritual-ritual khusus yang tidak ada contohnya dari Rasulullah SAW, karena itu justru akan menjerumuskan kita ke dalam bid'ah. Rasulullah SAW bersabda :

    مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا ، فَهْوَ رَدٌّ

    Barangsiapa mengerjakan amalan (ibadah) yang tidak ada perintahnya dariku, maka ia tertolak. (HR. Bukhari)

    Jika di satu sisi sebagian masyarakat kita –yang jumlahnya semakin berkurang, alhamdulillah- menyambut Ramadhan dengan ritual yang tidak pernah diperintahkan Rasulullah, sebagian lain –yang jumlahnya jauh lebih besar- acuh tak acuh dengan Ramadhan, bersikap biasa seolah-olah tak ada yang istimewa, atau bahkan kurang suka Ramadhan karena beratnya puasa. Kita berlindung kepada Allah dari keduanya.

    Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah kenikmatan tersendiri, namun ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga bisa beramal di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

    Ada empat persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1433 H ini:

    Pertama, persiapan ruhiyah
    Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.

    Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:

    قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

    Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)

    Maka dalam waktu satu setengah bulan ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri, muhasabah, apakah penyakit-penyakit aqidah masih bersarang dalam diri kita.

    Sungguh sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun masih ada kesyirikan yang bersemayam dalam diri kita. Tak peduli sebesar apapun amal kita, jika kita syirik, menyekutukan Allah, maka amal-amal kita tidak akan diterima.

    لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

    Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al Zumar: 65)

    Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu.

    Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.

    مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

    Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq 'Alaih)

    Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, persiapan kedua dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan fikriyah.

    Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i'tikaf, zakat, dan sebagainya.

    Untuk itu kita bisa mengkaji Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi, dan lain-lain.

    Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar?

    Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah SAW bersabda :

    مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

    Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq 'Alaih)

    Persiapan ketiga dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan jasadiyah.

    Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.

    Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:

    الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ

    Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)

    Persiapan keempat dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan maliyah, persiapan harta.

    Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakatnya. Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW.

    وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين

    KHUTBAH KEDUA

    الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
    أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

    Jama'ah jum'at yang dirahmati Allah,
    Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegarakan amal kebaikan dan upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:

    وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

    Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi; disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali Imran : 133)

    Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan dengan persiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita.

    Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan 1433 H ini, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq kepada kita untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan itu. Selama sebulan penuh kita beramal di bulan suci lagi mulia itu, disertai dengan rahmat dan ampunan Allah SWT, hingga menjadikan kita diridhai-Nya lalu dianugerahi surga.

    اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

    اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
    اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

    اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
    اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

    اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
    اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
    اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
    رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
    رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
    رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
    اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

    عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ 
    وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

    *******************************************

    Subhanallah, 
    Lama sangat Coretan ini menyepi,
    Gonna need a lot of  hard-work to make it alive back.. 

    Insya'Allah.. 
    Anew beginning with a new direction will rise up
    The full time reader and part time writer Insya'Allah will back in action.. 

    Insya'Allah,
    Ya Allah tolong permudahkan.. =)

    Mar 3, 2012

    Eternal Warranty..


    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ



    تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمَسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدَ
    كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِى
    Ku tinggalkan kepadamu (umat Islam) dua pusaka abadi, apabila kamu berpegang kepadanya
    nescaya kamu tidak akan sesat ,iaitu Kitab Allah (Al Quran) dan Sunnahku

    Terpaku mata melihat, dan leka jari-jemari terus manaip, menaip bait-bait ilmu yang ditimba dan di tadah untuk disampai, dan Insya'Allah terus disampaikan sekadar yang mampu..
    Monitor dan PC menjadi teman baik dikala Goggle Translate dan Thesaurus menjadi peneman memperbetulkan kalimah yang terpadam dari lubuk ingatan dan kotak minda yang kian rapuh..
    Namun kota dan negara hati yang terus mengharapkan hidayah dan mengharapkan rasa Cinta kepada Kekasih yang satu dan Tuhan yang mengurniakan hati berserta dengan mata yang mempu melangkauwi pendirian akal dan sekali gus nafsu terus terfikir dan termenung sejenak, dan terus menimbulkan bibit-bibit persoalan..
    Persoalan yang timbul sejenak singgah di madrasah Subuh,
    Tiada yang kekal abadi bukan? Setiap yang berjalan dimuka bumi ini tiada jaminan bagi mereka bukan? Tetapi mana silapnya, Kenapa tiada jaminan bagi sesuatu itu, paling jauh jaminan mungkin seumur Hidup..
    Namun apa jaminan sesudah hidup, Dimana jaminan cagaran seumur hidup yang lenyap dikala jasad kaku menuggu dikambus debu dan tanah berlumpur?
    Tetapi kita silap, Islam telah memberikan jaminan jaminan yang sudah ramai mengetahuinya, tetapi sejauh mana kita meyakini jaminan itu, Jaminan yang tiada bakal sesat mereka yang berpegang dengan Kalam Allah dan tutur kata serta perbuatan kekasih Allah yang satu..
    ********************************************************
    Al-Quran menduduki Ranking dan Melebihi dari Carta 20 mahupun Carta Hati dalam kehidupan insan Muslim. Pembangunan pelbagai aspek Tamadun Islam mestilah berteraskan nilai-nilai murni yang bertitik tolak dari panduan wahyu Illahi yakni al-Quran dan al-Sunnah. Bukan berdasarkan panduan jelmaan akal manusia yang terikat dengan suluhan anggota pancaindera manusia semata-mata. Anggota pancaindera terbatas keupayaannya sebagai sumber ilmu.

    Mengenai al-Quran, Allah antara lain telah berfirman yang bermaksud,
    "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnua (1); sebagai bimbingan yang lurus untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman,yang mengerjakan amal salih, bahawa mereka akan mendapat pembalasan yang baik (2), mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya (3)" -surah al-Khafi [18]:ayat 1-3)
    Al-Quran al-Karim adalah merupakan mukjizat,imam dan akhlaq Rasulullah sallallau alaihi wa sallam. Ia juga sebagai Highlight dada Baginda serta cahaya hatinya dan penghilang kesedihannya. Generasi para sahabat radiyallahu anhum ajma'in, adalah merupakan contoh unggul dalam mendemokrasikan keimanan dan amalan berdasarkan petunjuk al-Quran hingga generasi ini dikenali sebagai generasi al-Quran. Inilah generasi yang merupakan alumni cemerlang keluaran madrasah Nabawiyyah sallallahu alaihi wa sallam berserta gulungan Ijazah yang Kekal abadi.

    Allah telah memberikan kemulian kepada kita sebagai kaum muslimin dengan menganugerahkan Kitab Suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia. Rabb juga telah memuliakan kita dengan mengutus Nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada manusia.

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang maksudnya,
    "Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah Kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemulian bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (surah al-Anbiya' [21]: ayat 10).
    Kitalah,kaum muslimin satu-satunya umat yang memiliki manuskrip langit yang paling 'authenthic', yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Infact Bukan saja 'authentihic' tetapi exotic dan bukan calang-calang kitab. Anugerah ini terus terpelihara dari perubahan dan pemalsuan kata mahupun makna. Allah telah menjamin untuk memeliharanya dan tidak dibebankan tugas itu kepada sesiapapun dari sekalian makhluk-Nya.

    Allah berfirman; yang maksudnya,
    "sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya"(surah al-Hijr [15]: ayat 9).
    Al-Quran adalah Kitab Illahi 100%, dan Kitab complete set berserta Volume dari Konsep Muamalat, Politik, Hudungan kekeluarga sehingga adab dan kebersihan. Mengenai kedudukan ini, Allah berfirman, yang maksudnya,
    "Alif Lam Ra (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu"(surah Hud [11]:ayat 1)
    Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman; yang bermaksud,
    "...dan sesungguhnya al-Qur'an itu adalah Kitab yang mulia (41).Yang tidak datang kepadanya (al-Quran) kebatilan baik dari depan mahupun dari belakangnya,yang diturunkan dari Tuhan Yanh Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji" (surah Fussilat [41]:41-42).
    Tidak ada di dunia ini,suatu Kitab - baik kitab itu Kitab agama mahupun kitab biasa - yang terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali al-Qur'an.Tidak ada seorangpun yang dapat menambah atau mengurangi satu huruf pun darinya.Ayat-ayatnya dibaca,didengarkan,di hafal dan dijelaskan sebagaimana bentuknya ketika diturunkan Allah Subhanahu wa Ta ala kepada Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam dengan perantaraan ruh yang terpecaya iaitu Malaikat Jibril 'alaihi al-salam.

    Menegaskan pentingnya ummah memberi perhatian yang setepatnya kepada al-Qur'an,Syaikh Yusuf al-Qaradawi dalam Madkhal al-Ma'rifah al-Islam menulis;    
    "Adalah menjadi satu keperluan (agar kita dapat beramal dengan al-Qur'an dan mengikut petunjuknya dengan baik).Kita hendaklah jelas apa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dari kita dalam Kitab-Nya.Ini bergantung kepada sejauh manakah kita memahaminya dengan baik serta ketepatan dalam pentafsiran kita terhadap ayat serta hukum-hakamnya hinggalah kita tidak mengatakan sesuatu yang tidak dikatakan oleh al-Qur'an atau mengandaikan apa yang tidak diandaikan olehnya,atau kita menambah sesuatu yang bukan darinya atau mengurangkannya,atau mendahulukan apa yang dikemudiankannya,atau mengkemudiankan apa yang didahulukankannya.Ini memerlukan kepada kaedah dan disiplin tertentu yang dapat menghalang permainan orang-orang yang engkar,putar-belit orang-orang yang jahil dan penyelewengan orang-orang yang menyeleweng.    

    ******************************************
    Dalam konteks kehidupan ummah dan bermasyarakat, al-Sunnah merupakan model hidup kepda merealisasikan tatacara hidup uamat islam. Mengenai kedudukan ini,Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman;yang maksudnya,
    "Katakanlah:"Jika kamu(benar-benar)mencintai Allah ikutilah aku,nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah  Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(surah Ali'Imran [31]:ayat31).
    Dalam ayat yang lain ,Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang maksudnya,
    "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.Dan apa yang dilarangnnya bagimu maka tinggalkan, dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya" (surah al-Hasyr[59]:ayat 7; lihat juga surah al-Nur [24]:ayat 48-52).
    Merujuk kepada al-Sunnah,Rasululluah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang maksudnya,
    "Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan barangapa yang diutuskan aku dengannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah seumpama seorang lelaki yang mendatangi kaumnya an berkata: "Wahai kaumku!,sesungguhnya aku telah melihat sepasukan tentera dengan mata keplaku dan sesungguhnya aku pembawa berita ancaman, selamatkanlah diri kamu, selamatkanlah diri kamu. Maka ia telah ditaati sekumpulan orang dari kaumnya dan merekapun meninggalkan tempat itu pada awal waktu malam dengan sembunyi-sembunyi maka merekapun selamat.Adapun golongan lagi mereka yang mendustakannya,maka mereka dimusnahkan oleh pihak musuh pada awal-awal pagi lagi.begitulah perumpamaan barangsiapa yang mentaatiku lalu mengikuti apa yang aku bawa dan perumpamaan barangsiapa yang mengengkariku,ia mendustakan apa yang aku bawa dari kebenaran" (hadith riwayat al-Bukhari daripada Abu Musa radiyallahu 'anh, Sahih al-Bukhari Jil.IX, Kitab al_I'tisam bi al-Kitab wa al-Sunnah,bab al-Iatida' bi sunan Rasululluah sallallahu 'alaihi wa sallam...,hadith no.6906)

    Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam turut bersabda; yang maksudnya,
    'Barangsiapa yang taat padaku,bererti telah taat kepada Allah.Dan barangsiapa yang mendurhakaiku,bererti telah durhaka kepada Allah" (hadith riwayat Imam Ibn Majah daripada Abu Hurairah radiyallahu sallallahu 'alaihi wa sallam, hadith no.3)
    Sunnah ialah semua perkara yang bersumber daripada Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam sama ada perkataan,perbuatan,ataupun pengakuan baginda(Muhammad, 1996:4). Sunnah berbeza dengan al-Qur'an. Ini adalah Sunnah bukanlah kalam Allah tetapi ia merupakan kalam Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam, perbuatannya atau pengakuannyan Baginda. Walau bagaimanapun, makna yang disampaikan adalah daripada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berhubung dengan kedudukan ini ,Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang maksudnya,
    "Ketahuilah bahawa Daku telah diberi al-Kitab dan yang menyamainya..."(hadith riwayat Abu Dawud daripada al-Miqdam bin Ma'dikarib radiyallahu 'ann, SunanAbu Dawud Jil. V, Awwal Kitab al-Sunnah, bab fi luzumi al-sunnah, hadith no.4436)
    Semoga Allah Subhanahu wa Ta 'ala mengurniakankapada kita tawfiq dan hidayah-Nya untuk kita mempelajarinya,mengkaji dan menhayati tututan Al-Quran serta al-Sunnah dalam semua dimensi kehidupan kita dan sekali gus menjadi refleksi yang hidup kepada Generasi Al-Quran dan al-Sunnah Yang meyeluruh dan berbendtuk Three-Dimensional yang meliputi seluruh Aspek dan perkara.

    Wallahu' Alam...
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Music Player