بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن
شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا
مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali.
Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan barakah dari
Allah SWT. Maka keimanan yang dianugerahkannya kepada kita, ditambah
dengan kesehatan yang kita miliki merupakan nikmat yang luar biasa
besarnya.
Terhadap segala nikmat yang dianugerahkan Allah Azza Wa Jalla, berlaku
sebuah kaidah pelipatgandaan. Syaratnya: mensyukuri nikmat-nikmat itu.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kini kita telah melewati pertengahan Sya'ban 1433 H. Satu pekan lagi
kita akan berjumpa dengan tamu istimewa; Ramadhan yang mulia.
Ada dua buah do'a yang hampir sama. Yang satu sampai kepada kita melalui
Imam Ahmad dan yang satu melalui Al Baihaqi dan Thabrani.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan (HR. Ahmad).
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan (HR. Al-Baihaqi dan Thabrani).
Hadits yang kedua ini, yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, umumnya adalah
hadits yang lebih populer dan lebih kita hafal daripada yang pertama.
Namun, hadits ini dinilai dha'if oleh Al-Albani.
Meskipun, hadits kedua itu adalah hadits dha'if, dan kita tidak berani
memastikan bahwa itu adalah doa Rasulullah SAW yang diajarkannya kepada
para sahabat beliau, setidaknya kita kemudian mengetahui bahwa itu
adalah doa orang-orang shalih. Doa yang menyadarkan kita betapa
orang-orang shalih terdahulu biasa menyambut Ramadhan jauh-jauh hari
sebelumnya; bahkan ketika masih berada di bulan Rajab. Maka, semangat
menyambut Ramadhan itulah yang juga harus ada dalam jiwa kita, sejak
Rajab lalu, kita telah menyediakan ruang suka cita dalam dada kita untuk
bertemu dengan Ramadhan.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Lalu bagaimana bentuk penyambutan kita kepada Ramadhan, khususnya
Ramadhan 1433 H yang akan datang? Tentu, kita tidak boleh menyambut
Ramadhan dengan ritual-ritual khusus yang tidak ada contohnya dari
Rasulullah SAW, karena itu justru akan menjerumuskan kita ke dalam
bid'ah. Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا ، فَهْوَ رَدٌّ
Barangsiapa mengerjakan amalan (ibadah) yang tidak ada perintahnya dariku, maka ia tertolak. (HR. Bukhari)
Jika di satu sisi sebagian masyarakat kita –yang jumlahnya semakin
berkurang, alhamdulillah- menyambut Ramadhan dengan ritual yang tidak
pernah diperintahkan Rasulullah, sebagian lain –yang jumlahnya jauh
lebih besar- acuh tak acuh dengan Ramadhan, bersikap biasa seolah-olah
tak ada yang istimewa, atau bahkan kurang suka Ramadhan karena beratnya
puasa. Kita berlindung kepada Allah dari keduanya.
Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah kenikmatan
tersendiri, namun ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita,
ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga bisa beramal di bulan
Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Ada empat persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1433 H ini:
Pertama, persiapan ruhiyah
Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan
hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.
Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)
Maka dalam waktu satu setengah bulan ke depan kita perlu melakukan
evaluasi diri, muhasabah, apakah penyakit-penyakit aqidah masih
bersarang dalam diri kita.
Sungguh sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun masih ada
kesyirikan yang bersemayam dalam diri kita. Tak peduli sebesar apapun
amal kita, jika kita syirik, menyekutukan Allah, maka amal-amal kita
tidak akan diterima.
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al Zumar: 65)
Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita bermujahadah untuk
menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan
tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari
istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu.
Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan
merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan
Allah SWT.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq 'Alaih)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, persiapan kedua dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan fikriyah.
Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan
persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah
membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung
dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan
puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan
puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i'tikaf, zakat, dan
sebagainya.
Untuk itu kita bisa mengkaji Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi, dan lain-lain.
Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya
dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan
Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan
dengan benar?
Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki
Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq 'Alaih)
Persiapan ketiga dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan jasadiyah.
Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan
memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan
normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda
dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan
pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga
akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya.
Shalat tarawih, misalnya.
Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga
secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di
sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)
Persiapan keempat dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan maliyah, persiapan harta.
Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah
untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri,
dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak
infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang
membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab
dan haul wajib mempersiapkan zakatnya. Bahkan, jika kita mampu berumrah
di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti
nilai haji bersama Rasulullah SAW.
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jama'ah jum'at yang dirahmati Allah,
Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegarakan amal kebaikan dan upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah menuju ampunan dari
Tuhanmu dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi; disediakan
bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali Imran : 133)
Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan
dengan persiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita.
Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan
1433 H ini, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu
memberikan taufiq kepada kita untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan itu.
Selama sebulan penuh kita beramal di bulan suci lagi mulia itu,
disertai dengan rahmat dan ampunan Allah SWT, hingga menjadikan kita
diridhai-Nya lalu dianugerahi surga.
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا
صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ،
وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ
تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا
وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا
صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا
زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا،
وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا،
يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ
صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ
الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا
وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا
مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ
لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا
مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا
وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
*******************************************
Subhanallah,
Lama sangat Coretan ini menyepi,
Gonna need a lot of hard-work to make it alive back..
Insya'Allah..
Anew beginning with a new direction will rise up,
The full time reader and part time writer Insya'Allah will back in action..
Insya'Allah,
Ya Allah tolong permudahkan.. =)